Pendidikan multikultural dan revitalisasi hukum adat dalam perspektif sejarah tahun 2005
Andre hardjana - Personal Name
T. Christomy - Personal Name
Jufrina rizal - Personal Name
Ricardo simarmata - Personal Name
Maneke budiman - Personal Name
Pande kutanegara - Personal Name
Ki Supriyoko - Personal Name
H.A.R. Tilaar - Personal Name
Ayu Sutarto - Personal Name
I. Nyoman darma putra - Personal Name
Silmon devung - Personal Name
Suwarma al muchtar - Personal Name
Renggena purba - Personal Name
Valerine kriekhof - Personal Name
Abdurrahman - Personal Name
J.W. ajawaila - Personal Name
M. usop - Personal Name
I.G. parmarte - Personal Name
Syarif ibrahim alkadri - Personal Name
Mukhlis Paeni - Personal Name
Soetandyo Wigjosoebroto - Personal Name
Parsudi suparlan - Personal Name
R.Z Leirissa - Personal Name
Melani Budianta - Personal Name
Bambang Rudito - Personal Name
Irwan Abdullah - Personal Name
Mudji Sutrisno - Personal Name
Uswatun Hasanah - Personal Name

Pendidikan multikultural sedang melanda dunia. Demikianlah
kira-kira sebuah kalimat pendek yang dapat dipakai untuk
melukiskan betapa para akademisi dan praktisi pendidikan di
berbagai negara sedang berwacana dan berdialog tentang
pendidikan multikultural. Ternyata bukan hanya para akademisi dan praktisi pendidikan saja; bahkan para politikus, sekuritiawan, ekonom, dan kaum profesional pada umumnya sampai dengan para pemimpin negara banyak yang dengan sengaja melibatkan diri pada perbincangan tentang jenis pendidikan "aneka budaya" tersebut.
Pendidikan multikultural itu sendiri memiliki banyak arti. Ada yang mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang didasarkan kepada realitas kemajemukan budaya yang ada di masyarakat; ada yang mengartikan pendidikan multicultural sebagai pendidikan yang berorientasi pada pengembangan secara positif nilai-nilai perbedaan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat; dan ada pula yang mengartikan pendidikan multikultural sebagai sebuah paham baru yang bertujuan untuk mengembangkan demokrasi berdasarkan keragaman budaya masyarakat.
kira-kira sebuah kalimat pendek yang dapat dipakai untuk
melukiskan betapa para akademisi dan praktisi pendidikan di
berbagai negara sedang berwacana dan berdialog tentang
pendidikan multikultural. Ternyata bukan hanya para akademisi dan praktisi pendidikan saja; bahkan para politikus, sekuritiawan, ekonom, dan kaum profesional pada umumnya sampai dengan para pemimpin negara banyak yang dengan sengaja melibatkan diri pada perbincangan tentang jenis pendidikan "aneka budaya" tersebut.
Pendidikan multikultural itu sendiri memiliki banyak arti. Ada yang mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang didasarkan kepada realitas kemajemukan budaya yang ada di masyarakat; ada yang mengartikan pendidikan multicultural sebagai pendidikan yang berorientasi pada pengembangan secara positif nilai-nilai perbedaan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat; dan ada pula yang mengartikan pendidikan multikultural sebagai sebuah paham baru yang bertujuan untuk mengembangkan demokrasi berdasarkan keragaman budaya masyarakat.
Ketersediaan
B25447 | 340.5 SYA p c1 | Perpustakaan FAH (300) | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2025-05-14) |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
340.5 SYA p
Penerbit
CV. Karya agung : Jakarta Pusat., 2005
Deskripsi Fisik
v, 355 hlm, 23,5 x 16,2 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
340.5
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
unmediated
Tipe Pembawa
volume
Edisi
Cet.1
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Syarif ibrahim alkadri, dkk
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas